Di tengah pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, kesadaran pengguna akan privasi digital semakin meningkat. Banyak pengguna kini aktif mencari cara untuk mengendalikan jejak digital mereka, sementara di sisi lain, raksasa teknologi terus mencari celah untuk memonetisasi platform mereka. Dua fenomena yang menyoroti tren ini adalah maraknya pengguna yang ingin mengelola nama tag mereka di GetContact dan langkah terbaru Meta yang membawa iklan ke dalam Status WhatsApp.
Kontrol Privasi di Tangan Pengguna: Mengelola Tag GetContact
GetContact telah menjadi aplikasi andalan bagi banyak orang untuk mengidentifikasi nomor telepon yang tidak dikenal. Namun, fitur “tag” atau penanda nama yang diberikan oleh pengguna lain sering kali menimbulkan masalah. Tidak jarang tag tersebut tidak akurat, bersifat candaan yang tidak pantas, atau bahkan menimbulkan kesalahpahaman yang mengganggu.
Menanggapi keluhan ini, banyak pengguna mencari cara untuk menghapus tag tersebut secara permanen. Prosesnya sendiri terbilang sederhana dan dapat dilakukan langsung melalui aplikasi. Pengguna hanya perlu mengakses menu “Tag Saya” atau “My Tags”, memilih tag yang ingin dihapus, lalu menggesernya ke kiri untuk memunculkan opsi penghapusan. GetContact juga meminta alasan penghapusan, seperti “Konten tidak layak” atau “Penanda ini tidak mewakili saya”, sebelum tag tersebut benar-benar dihilangkan.
Bagi pengguna yang berubah pikiran, tag yang telah dihapus dapat dipulihkan melalui menu “Tag Terhapus” (Deleted Tags). Lebih jauh lagi, bagi mereka yang memprioritaskan privasi secara maksimal, GetContact menyediakan fitur untuk menyembunyikan profil sepenuhnya. Dengan menonaktifkan “Visibility Settings” melalui peramban web, nomor pengguna tidak akan dapat dilacak atau dilihat oleh orang lain, memberikan lapisan perlindungan identitas yang lebih kuat.
Raksasa Teknologi Memasuki Ruang Pribadi: Meta Resmi Hadirkan Iklan di WhatsApp
Di saat pengguna sibuk mengamankan privasi mereka, Meta Platforms Inc. mengambil langkah strategis yang berpotensi mengubah lanskap perpesanan. Perusahaan secara resmi memperluas fitur iklan di WhatsApp ke bagian Status, lengkap dengan fungsionalitas click-to-message. Kebijakan ini memungkinkan pengiklan untuk menempatkan promosi layar penuh di antara pembaruan Status pengguna, yang akan hilang setelah 24 jam, serupa dengan model Instagram Stories.
Langkah ini merupakan evolusi dari upaya monetisasi WhatsApp yang pertama kali diumumkan pada Juni 2025, yang awalnya hanya menempatkan promosi di tab “Pembaruan”. Dengan pembaruan terbaru ini, interaksi antara merek dan lebih dari 2 miliar pengguna WhatsApp menjadi jauh lebih mulus. Pengguna dapat langsung memulai percakapan dengan sebuah bisnis hanya dengan satu klik pada iklan, baik untuk bertanya, melakukan pemesanan, maupun membeli produk. Menurut laporan dari Search Engine Land, uji coba awal menunjukkan bahwa model iklan ini memiliki tingkat konversi yang lebih tinggi dibandingkan iklan display tradisional.
Implikasi bagi Industri dan Kekhawatiran Pengguna
Bagi para pengiklan, langkah Meta ini membuka akses ke audiens yang sangat besar dan aktif, terutama di pasar seperti India, Brasil, dan sebagian besar Eropa di mana WhatsApp mendominasi komunikasi harian. Meta juga menyediakan dasbor analitik untuk melacak metrik penting seperti jumlah pesan yang diinisiasi dan rasio konversi, menjadikan WhatsApp pemain kuat di arena conversational commerce.
Namun, inovasi ini bukannya tanpa kritik. Banyak pihak menyuarakan kekhawatiran tentang masuknya iklan ke dalam ruang yang selama ini dianggap sangat personal. Meskipun Meta berkomitmen untuk menjaga ruang obrolan inti bebas iklan, kelelahan akibat iklan (ad fatigue) menjadi risiko nyata. Sebagaimana dilaporkan oleh CNBC pada Juni 2025, ini adalah perubahan besar bagi platform yang para pendirinya pernah bersumpah untuk menolak iklan—sebuah prinsip yang berujung pada kepergian mereka setelah diakuisisi oleh Meta.
Masa Depan Komunikasi: Keseimbangan Antara Inovasi dan Privasi
Ke depannya, Meta berencana mengintegrasikan chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) ke dalam alur iklan ini untuk mengotomatisasi respons terhadap pertanyaan pengguna. Analis memprediksi bahwa langkah-langkah ini akan menjadi sumber pendapatan baru yang signifikan bagi Meta.
Peluncuran fitur iklan ini dilakukan secara bertahap di beberapa wilayah dan diharapkan tersedia secara global pada akhir tahun 2025. Fenomena ini, bersamaan dengan upaya pengguna mengontrol data di aplikasi seperti GetContact, menandai sebuah era di mana garis antara komunikasi pribadi dan komersialisasi semakin tipis. Pertarungan untuk menemukan keseimbangan antara inovasi teknologi dan perlindungan privasi pengguna akan terus menjadi narasi utama di dunia digital.